Kamis, 08 Desember 2011

2. Pemanfaatan SIG untuk Pemilihan Lokasi Penyimpanan Limbah Radioaktif


Pemilihan lokasi disposal limbah radioaktif baik yang near surface disposal (NSD) maupun deep geological disposal (DGD) telah dikembangkan secara sistematis dengan 4 (empat) tahapan, yaitu
1.      penyusunan konsep dan perencanaan
2.      survey daerah
3.      karakterisasi tapak; dan
4.      konfirmasi tapak.
Dalam prakteknya, pemilihan lokasi dapat dilakukan dengan metode negarive screening dan positive screening yang meliputi teknik overlay dan scoring. Aplikasi SIG dalam pemilihan lokasi meliputi dalam hal sumber data, manajemen data dan analisis data spasial. Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa aplikasi SIG untuk pemilihan lokasi disposal akan sangat membantu dalam hal :
1.      penyimpanan, manajemen dan integrasi data spasial
2.      analisis yang berhubungan secara spesifik dengan komponen data gratis
3.      pengorganisasian data sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh semua penggunanya.
Aplikasi SIG berbasis digital dalam pemilihan lokasi penyimpanan limbah radioaktif akan memberikan manfaat yang lebih besar dibanding dengan cara manual. Cara manual yang dimaksudkan disini adalah menggabungkan obyek permukaan bumi dalam bentuk peta-peta analog di atas plastik transparansi. Prosedur manual seperti tersebut akan menimbulkan kesulitan bagi pengambil keputusan ketika konfigurasi shape digabungkan dalam jumlah besar, atau penentuan koordinat lokasi obyek secara tepat, selain itu waktu yang dibutuhkan dalam prosedur manual lebih lama dan ini berarti beban biaya lebih tinggi.
Beberapa faktor penting yang wajib dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi penyimpanan limbah radioaktif antara lain: Geologi, Hidrogeologi, Geokimia, Tektonik dan Gempa, Proses-Proses Permukaan, Meteorologi, Maninduced events, Transportasi Limbah, Penggunaan Lahan, Distribusi Penduduk, dan Proteksi Lingkungan. Dalam pemilihan lokasi  penyimpanan limbah radioaktif perlu mengacu kriteria keselamatan lingkungan.
Metodologi SIG dapat diaplikasikan dengan beberapa tahapan seperti berikut di bawah ini :
1.      Tahap pertama, yaitu  pendefinisian masalah dengan melalui pendekatan sebagai berikut:
-          Pengumpulan data sekunder, seperti pengumpulan peta dasar dan peta tematik, studi literatur (iaporan-laporan hasil studi yang pernah dilakukan).
-          Penyusunan program aplikasi, dengan pertimbangan kebutuhan jenis data, faktor skala ketelitian yang diharapkan, kriteria -kriteria yang digunakan, dan lain-lain.
2.      Tahap kedua, yakni pembangunan basis data secara sistematik,
3.      Tahap ketiga yakni analisis yang dilakukan melalui metode pendekatan overlay dan pembobotan, yakni dengan menggunakan metode skoring variabel data yang dijadikan paramater dalam pemilihan tapak.
Perangkat lunak
Subsistem Input:
a.       Program Digitizing: Arc/View, Arc/Info
b.      Kemampuan yang harus dimiliki software ini adalah : melakukan perekaman otomatis dan melakukan koreksi data (editing)
Subsistem pengolahan data dan analisis
a.       program yang digunakan : ArcNiew, Arc/Info.
b.      Kemampuan yang harus dimiliki software ini adalah :
·         Struktur data, conversion
·         Transformasi sistem koordinatlreferensi
·         Generasi dan manipulasi overlay, buffering dan analisis spasial
Parameter yang dievaluasi dalam pemilihan lokasi penyimpanan limbah radioaktif meliputi tata guna lahan, permeabilitas tanah dan morfologi/topografi,  jarak dari permukiman, aksesibilitas, posisi terhadap aliran sungai dan jarak terhadap instalasi pengolahan limbah radioaktif.
Dalam pemilihan lokasi penyimpanan limbah, ditentukan beberapa asumsi sebagai kriteria, antara lain:
a.       Lokasi jauh dari permukiman/area yang menjadi aktifitas manusia
b.      Mudah dijangkau, dalam kaitannya dengan tersedianya akses jalan untuk menuju lokasi
c.       Terletak pada daerah yang berbukit
d.      Tidak terletak pada area sekitar aliran sungai
e.       Mempunyai permeabilitas (tanah dan batuan) yang rendah
f.       Dekat dengan instalasi pengolahan limbah
Metode yang diterapkan dalam pemilihan lokasi adalah metode overlay, yaitu dengan menumpang-tindihkan berbagai macam peta tematik yang berskala sama, sehingga akan diperoleh zona wilayah yang memenuhi kriteria dari parameter-paremeter yang dievaluasi.
Dari proses analisis dengan metode overlay dapat diperoleh lokasi yang memenuhi kriteria tata guna lahan, morfologi dan permeabilitas tanah. Setelah diperoleh lokasi-lokasi tersebut, selanjutnya dilakukan analisis buffering, yaitu dengan memperhitungkan jarak terhadap aliran sungai. Lokasi yang jauh dari sliran sungai kemudian dilakukan analisis buffering lagi, yaitu dengan mempertimbangkan jaraknya terhadap instalasi pengolahan limbah, dan akhirnya diperoleh satu lokasi yang paling sesuai karena paling dekat dengan instalasi pengolahan limbah dan jauh dari aliran sungai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar